Kamis, 04 November 2010

Introducing Communication Management

ini postingan pertama yg enggak ada hubungannya sama tugas-tugas di Mankom.. Tapi postingan kayak begini harus diperbanyak kayaknya, biar lebih manusiawi dan ga tugas-aholic.

So,
Why do i love I-COMM??
because it's purple.
(rolling eyes)

OK, jawaban seriusnya adalah soalnya saya suka beraktivitas. Dengan jadi panitia I-COMM, saya bisa mendayagunakan otak dan fisik. Nilai plus-nya, bisa kenal teman-teman baru sekaligus mempererat hubungan dengan teman-teman lama..

Yang jadi masalah adalah, saya nggak gampang mengingat nama dan muka orang.. Menghafal 28 orang?! WOW, for me, it's a hard thing to do... Untungnya mereka diwajibkan memakai nametag, jadi saya tau mena yang Mankom, mana yang bukan. Blog mereka juga banyak yang bagus, mungkin saya akan bisa lebih kenal mereka lewat blog-blog itu..

Semoga I-COMM ini bisa sukses sampe akhir dan tujuan-tujuannya bisa tercapai. Amin.

Jumat, 28 Mei 2010

Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) oleh Albert Bandura

LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEORI
Awalnya, pada tahun 1930-an, teori belajar sosial lahir di Yale Institute of Human Relations dibawah arahan dari Mark May dengan kepemimpinan dari Hull. Mereka berusaha memberikan keterangan-keterangan belajar untuk aspek-aspek utama dari kepribadian dan perkembangan sosial yang dibahas oleh Freud, misalnya ketergantungan, agresi, identifikasi, pembentukan kesadaran, dan mekanisme-mekanisme pertahanan.

Di tahun 1941, dua orang psikolog, Neil Miller dan John Dollard, mengatakan bahwa peniruan (imitation) di antara manusia tidak disebabkan oleh unsur instink atau program biologis. Penelitian kedua orang tersebut mengindikasikan bahwa kita belajar (learn) meniru perilaku orang lain. Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari satu proses belajar, bukan bisa begitu saja karena instink. Proses belajar tersebut oleh Miller dan Dollard dinamakan "social learning " - pembelajaran sosial. Perilaku peniruan (imitative behavior) kita terjadi karena kita merasa telah memperoleh imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Agar seseorang bisa belajar mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka para individu harus dilatih, dalam berbagai situasi, sehingga mereka merasa nyaman ketika melakukan apa yang orang lain lakukan, dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukannya.

Pada tahun 1953, Bandura bergabung dengan staf pengajar di Universitas Standford. Ketika Bandura tiba di kampus, Sears sedang menyelidiki familial antecedents tentang perilaku sosial dan belajar identificatory learning, yang juga terfokus padas hubungan-hubungan tak-agresif dengan frustrasi. Dipengaruhi oleh karya Sears, Bandura memulai studi-studi lapangan tentang belajar sosial dan agresi bekerjasama dengan Richard Walters.

Albert Bandura dan Richard Walters, mengusulkan satu perbaikan atas gagasan Miller dan Dollard tentang belajar melalui peniruan. Bandura dan Walters menyatakan bahwa kita tetap belajar banyak perilaku melalui peniruan, meskipun tidak ada penguat (reinforcement) sekalipun yang kita terima. Kita bisa meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat yang ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" - pembelajaran melalui pengamatan.

Bandura dan Walters mendapati bahwa anak-anak remaja yang hyper-aggressive seringkali mempunyai orangtua yang meneladankan sikap-sikap bermusuhan. Walaupun para orangtua tak akan mentolerir agresi di rumah, namun mereka menuntut bahwa putera-putera mereka itu keras, bila perlu menyelesaikan perselisihan-perselisihan dengan teman-teman sebaya secara fisik, dan mereka memihak putera-putera mereka melawan sekolah.

Anak-anak muda tersebut meneladankan sikap-sikap bermusuhan yang agresif dari para orangtua mereka. Bagi anak-anak remaja yang agresif ini, pengaruh vicarious dari melihat suatu model yang mengukur hukuman itu lebih berat pada efek menindas menerima hukuman langsung atas perbuatan-perbuatan yang agresif. Temuan-temuan ini bertentangan dengan asumsi Freudian-Hullian bahwa hukuman orangtua langsung akan secara internal menghambat ekspresi akan tentang dorongan-dorongan yang agresif, dan mereka menyebabkan timbulnya buku pertama dari Bandura, ”Adolescent Aggression” (1959) dan mendatangkan sebuah buku berikutnya beberapa tahun kemudian, ”Aggression: A Social Learning Analysis” (1973). Hasil-hasil dari karya ini menuntun Bandura untuk mengadakan suatu program riset bersama dengan Dorrie dan Sheila Ross mengenai social modeling yang melibatkan inflated plastic Bobo doll yang sekarang ini tersohor.

Pada waktu itu secara luas diyakini, sesuai dengan teori Freudian tentang katarsis, bahwa kekejaman atau kekerasan yang termodelkan akan menguras dorongan-dorongan agresif dari para pengamat dan mereduksi perilaku tersebut. Anak-anak dalam studi-studi ini terekspos terhadap model-model sosial yang memperlihatkan perilaku-perilaku novel violent atau nonviolent kearah boneka yang memantul ini. Hasil-hasil ini menyingkapkan terjadinya belajar observasional dengan tidak adanya penguatan terhadap para pengamat.

Bandura dan rekan-rekannya juga memperlihatkan bahkan kanak-kanak dapat belajar pola-pola baru perilaku secara vicarious (seolah-olah mengalami sendiri) tanpa benar-benar melaksanakannya atau menerima ganjaran-ganjaran. Hasil-hasil tersebut bertentangan dengan keterangan bersyarat dari Miller and Dollard tentang modeling dan imitasi, dan menyebabkan Bandura untuk membedakan antara efek-efek kognitif dari modeling terhadap akuisisi atau perolehan dan efek-efek motivasional dari ganjaran-ganjaran terhadap kinerja imitatif.

Riset ini diringkaskan dalam buku kedua yang diterbitkan pada tahun 1963 yang berjudul ”Social Learning and Personality Development” dan menuntun Bandura dan Walters untuk menarik kesimpulan bahwa modeling merupakan suatu proses yang kuat yang dapat menerangkan berbagai macam bentuk belajar. Mereka berusaha mencari keterangan-keterangan bebas tentang belajar sosial dari ketergantungan teoritis pada anggapan-anggapan Freudian tentang peranan identifikasi dan katarsis serta dari anggapan-anggapan Hullian dan Skinnerian tentang kebutuhan akan penguatan langsung.
Pada umumnya, program awal Bandura tentang riset di Stanford terpusat pada peranan menonjol dari model sosial dalam hal motivasi manusia, pemikiran, dan tindakan. Hingga waktu itu, para pakar psikologi telah memusatkan perhatian hampir secara eksklusif pada belajar melalui konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan seseorang. Bandura memperlihatkan bahwa proses yang membosankan dan berbahaya dari belajar coba-coba (trial and error) dapat menjadi cara pintas untuk social modeling tentang (ilmu) pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang diperlihatkan oleh banyak sekali anekaragam model-model.

Pada tahun 1960-an, Bandura juga meluncurkan suatu program riset mengenai perkembangan kemampuan-kemampuan mengatur-diri pada anak-anak. Pada tahun 1977, Bandura menerbitkan buku ”Social Learning Theory”, sebuah buku yang secara dramatis merubah arah yang akan diambil oleh psikologi pada tahun 1980-an. Pertumbuhan yang luarbiasa dari kepentingan dalam belajar sosial dan psychological modeling menerima banyak analisis teoritis dari Bandura tentang fenomena penting ini.



SUBSTANSI TEORI
Teori belajar sosial atau yang disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori belajar sosial dari Bandura merupakan gabungan antara teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif. Bandura memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Belajar adalah proses perubahan perilaku yang dibentuk melalui umpan balik informatif yang dihasilkan oleh perilaku langsung individu dalam interaksinya dengan lingkungannya (Drs. Pawit M. Yusup M. S., 2001). Proses perubahan dengan pola belajar sosial ini banyak kaitannya dengan besarnya kondisi lingkungan sekitar yang memengaruhi individu. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui pengamatan (observation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan (A. Bandura, 1986).

Asumsi dasar dari teori ini adalah (A. Bandura, 1963):
- Manusia memiliki fleksibilitas untuk belajar berbagai tingkah laku dalam situasi yang berbeda.
- Triadic reciprocal causation ; individu itu sendiri (P: person), lingkungan (E: environment), serta perilaku si inidividu tersebut (B: behavior).
- Agentic perspectives ; manusia dapat mengontrol lingkungan dan kualitas kehidupan mereka. Manusia menciptakan sistem sosial dan produk dari sistem sosial
- Self-regulation ; manusia meregulasi tindakan mereka melalui faktor-faktor internal dan eksternal
- Moral agency ; manusia mengatur tingkah laku mereka melalui nilai moral

Media massa memainkan peranan penting dalam teori belajar sosial. Pembelajaran sosial terutama efektif dengan media massa, seperti televisi, dimana audiens mendapatkan kekuatan yang berlipat ganda dari model tunggal yang mengirimkan cara-cara berpikir dan berperilaku baru bagi banyak orang di lokasi yang berlainan. Media massa dapat meneruskan pola-pola perilaku dan pola pikir baru secara serentak kepada kelompok-kelompok besar orang. Teori belajar sosial mempertimbangkan media tersebut sebagai agen-agen sosialisasi primer seperti keluarga, teman-teman sebaya, dan guru-guru kelas. Banyak dari dampak media massa mungkin terjadi melalui proses pembelajaran sosial, seperti orang belajar bagaimana berpakaian dengan mode terbaru atau ballerina yang dapat mempelajari gerakan-gerakan tertentu.


Self Efficacy
Persepsi seseorang mengenai kemampuannya didalam menghadapi atau mengkontrol suatu situasi disebut self efficasy. Dua komponen dalam self efficacy adalah:
1. Efficacy expectations : kepercayaan bahwa ia bisa melakukannya atau tidak.
2. Outcome expectations : perkiraan individu bahwa suatu outcome tertentu akan muncul dan pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan
Self efficacy sangat berpengaruh dalam tingkah laku seseorang. Segala tingkah laku, bisa tingkah laku dalam bekerja, akademis, rekreasi, sosial dipengaruhi oleh self efficacy. Keyakinan terhadap self-efficacy mempengaruhi tindakan yang dipilih, usaha yang diberikan untuk aktivitas tertentu, kegigihan mengatasi hambatan & kegagalan, dan kemampuan beradaptasi setelah mengalami kegagalan. (A. Bandura, 1982)


Self Regulation
Self regulation adalah kemampuan individu untuk mengatur perilakunya sendiri dengan internal standard dan penilaian untuk dirinya. Konsep ini menjelaskan mengapa manusia bisa mempertahankan perilakunya walaupun tidak adanya rewards yang berasal dari lingkungan eksternal. Konsep ini tidak dapat berjalan tanpa adanya internal standarts seseorang.

Internal standards adalah pemikiran yang berasal dari pengaruh modeling sebelumnya dan juga berbagai reinforcement yang lalu. Dengan adanya pemaknaan terhadap fenomena tertentu yang menurutnya baik atau bernilai, maka nilai-nilai tersebut menjadi patokan nilai internal individu yang bersangkutan. Semakin tinggi internal standard seseorang, semakin besar harapannya untuk mencapai nilai tersebut dan semakin besar pula kemungkinan individu tersebut mengalami gangguan-gangguan. (A. Bandura, 1982)


Belajar Observasional Melalui Model
Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan).

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning) (Nur, M. 1998), yaitu pertama, pembelajaran yang terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.

Banyak yang secara salah menyamakan belajar observasional dengan belajar melalui imitasi. Belajar observasional mengarah pada perubahan perilaku akibat mengamati model. Hal ini tidak selalu berarti bahwa perilaku yang ditunjukkan orang lain akan diduplikasi. Pengamat bisa saja melakukan sesuatu yang sebaliknya dari yang dilakukan model karena telah mempelajari konsekuensi dari perilaku tersebut pada model. Dalam hal ini adalah belajar untuk tidak melakukan sesuatu dan ini berarti terjadi belajar observasional tanpa adanya imitasi.

Belajar observasional dapat terjadi dalam setiap tahapan kehidupan, terutama terjadi saat anak-anak. Penelitian Bandura mengenai boneka Bobo merupakan demonstrasi dari belajar observasional dan ditunjukkan bahwa anak cenderung terlibat dalam perlakuan yang bengis terhadap boneka setelah melihat orang dewasa di televisi melakukan hal tersebut pada boneka yang sama. Bagaimanapun, anak mungkin akan melakukan peniruan bila perilaku model mendapat penguatan.

Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku model tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati. Modeling dilakukan melalui empat proses yaitu perhatian, representasi, peniruan tingkah laku, dan motivasi serta penguatan.

Komponen yang mengatur proses belajar obervasional dalam teori pembelajaran sosial (A. Bandura, 1963) :
1. PROSES-PROSES PERHATIAN
Titik mula belajar adalah suatu peristiwa yang dapat diamati, secara langsung atau tak-langsung, oleh seseorang. Perilaku-perilaku yang sesungguhnya dipelajari dari pengamatan terhadap perilaku-perilaku tersebut, sedangkan sikap-sikap, nilai-nilai, pertimbangan-pertimbangan moral, dan persepsi-persepsi realitas sosial, dipelajari melalui modelling abstrak.
Menurut Bandura, perhatian terhadap suatu peristiwa ditentukan oleh karakteristik-karakteristik dari peristiwa tersebut (atau rangsangan pemodelan) dan melalui karakteristik-karakteristik dari si pengamat. Kemampuan seseorang untuk mengolah informasi, yang sampai pada suatu titik tertentu dikaitkan dengan umur dan intelijensi, menentukan bagaimana sebaiknya dia dapat belajar dari pengalaman-pengalaman yang teramati. Himpunan persepsi, yang ditetukan oleh kebutuhan-kebutuhan, moods (suasana hati), nilai-nilai, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya, mempengaruhi ciri-ciri yang bagaimana dipelajari dari pengamatan tersebut.
Perhatian juga ditentukan oleh penguatan masa lampau. Jika seseorang sebelumnya telah diperkuat atau diganjar karena memperhatikan suatu peristiwa atau kelas peristiwa-peristiwa, maka dia mungkin akan memperhatikan peristiwa-peristiwa yang serupa di masa depan. Ini menerangkan mengapa pola-pola menonton televisi, kalau sudah terbentuk, sulit untuk dirubah.


2. PROSES-PROSES RETENSI (PENYIMPANAN)
Banyak perilaku yang kita pelajari tidak atau tak bisa dilaksanakan dengan segera setelah pengamatan, karena kekurangan kesempatan atau karena alasan-alasan praktis lainnya. Demikianlah, teori belajar sosial terutama sekali berkenaan dengan delayed modeling – yakni, kinerja peristiwa yang teramati bila modelnya tak ada lagi.
Delayed modeling tak dapat terjadi jika kita tidak ingat perbuatan yang teramati. Retensi perbuatan difasilitasi dengan menggambarkan pola-pola respons dalam bentuk simbolis. Perbuatan tersebut haruslah digambarkan dalam pikiran kita sehingga kita dapat mendapat kembali representasi bila kesempatan untuk melaksanakan perbuatan itu datang.
Menurut Bandura, kita menggambarkan pola-pola respons (perbuatan atau peristiwa yang dimodelkan) dalam dua sistem – imaginal dan verbal. Riset telah menunjukkan bahwa belajar observasional itu paling akurat bila kita pertamakali secara kognitif mengorganisir (menggunakan simbol-simbol imaginal dan verbal) dan secara mental melatih lagi perilaku yang telah dicontohkan.

3. PROSES-PROSES REPRODUKSI MOTORIK
Menurut Bandura, pembuatan perilaku akan melibatkan langkah-langkah berurutan berikut ini: organisasi kognitif respons-respons, inisiasinya, pemantauan, dan penghalusan atas dasar umpan-balik informatif.
Menurut Bandura, seseorang berpikir sebelum dia berbuat. Berpikir disini berarti mengorganisir respons-respons yang telah dipelajari sehingga perilaku yang sesungguhnya dapat dilaksanakan. Organisasi dan inisiasi kognitif dari perilaku bergantung pada ketersediaan keterampilan-keterampilan tertentu pada individu tersebut. Ini meliputi baik keterampilan kognitif maupun keterampilan motorik.
Sangatlah jarang kita sanggup untuk secara akurat mereproduksi perilaku-perilaku pada beberapa upaya pertama. Reproduksi yang akurat lazimnya merupakan produk dari coba-coba (trial and error). Oleh sebab itu, umpan balik menjadi penting karena memungkinkan kita untuk melakukan pembetulan terhadap kekurangan-kekurangan antara perbuatan yang teramati dengan pemodelan kita terhadapnya.

4. PROSES-PROSES MOTIVASI
Kita tidak membuat setiap sesuatu hal yang kita pelajari. kemungkinan bahwa suatu perilaku tertentu akan dilaksanakan tidak bergantung hanya pada kesempatan atau pada proses-proses reproduksi motor. Motivasi untuk melaksanakan perbuatan tersebut juga penting. Motivasi bergantung pada penguatan.
Menurut Bandura, ada tiga jenis penguatan yang dapat memotivasi kita untuk bertindak, yakni:
- penguatan eksternal
Penguatan eksternal adalah ganjaran-ganjaran yang didapat oleh pelaku karena melaksanakan perilaku tersebut. Ganjaran-ganjaran ini “eksternal”, yang berarti bahwa mereka ada diluar pelaku tersebut.
Contoh-contoh tentang ganjaran-ganjaran eksternal biasa adalah persetujuan sosial, uang, hak-hak istimewa, dan penghindaran hukuman.
Pengharapan atau dugaan tentang akibat-akibat karena melaksanakan suatu perbuatan akan mempengaruhi pembuatan-pembuatan keputusan di masa depan.
- penguatan vicarious (seolah mengalami sendiri)
Penguatan vicarious (seolah mengalami sendiri) berakibat bila kita mengamati orang lain yang dikuatkan untuk melaksanakan perilaku-perilaku tertentu. Studi-studi telah memperlihatkan bahwa model-model yang diganjar lebih mungkin akan ditiru ketimbang model-model yang tidak diganjar.
- penguatan diri sendiri
Penguatan diri sendiri juga menentukan pembuatan perilaku-perilaku yang dipelajari. Kita sanggup membangkitkan penguatan-penguatan dalam diri kita sendiri untuk melaksanakan perilaku-perilaku tertentu.


Faktor yang Mempengaruhi Observational Learning
Komponen belajar dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Karakteristik Model
Peranan utama model tingkah laku adalah memindahkan informasi kepada pengamat. Sebagai stimulus, model tingkah laku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
- Model hidup, yang termasuk kategori ini adalah anggota keluarga, handai tolan, teman sekerja dan sebagainya dengan siapa seseorang mempunyai hubungan langsung. dalam kehidupan sehari-hari seseorang memperoleh informasi dari hubungan sosial ini
- Model simbolik, model simbolik adalah gambaran tingkah laku dalam pikiran.dalam kehidupan modern ini media massa merupakan sumber model-model tingkah laku
- Deskripsi verbal, deskripsi verbal adalah model yang bukan berupa tingkah laku, tetapi berujud intruksi-intruksi, misalkan serangkaian instruksi untuk merakit peralatan
b. Karakteristik observer
Berhubungan dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh observer. Hal ini akan menentukan seberapa cepat dan mudah proses belajar itu berlangsung.
c. Konsekuensi dari tingkah laku yang ditiru
Konsekuensi tingkah laku juga merupakan unsur yang penting dalam teori belajar sosial, yang menyangkut tiga macam reinforcement, yaitu :
- Direct reinforcement, yaitu tipe konsekuensi yang menyatakan bahwa suatu peristiwa dapat menguatkan tingkah laku, baik menyenangkan atau tidak menyenangkan.
- Vicarious reinforcement, yaitu konsekuensi yang berkaitan dengan tingkah laku orang lain yang diamati, orang yang diamati diberi atau meningkatnya perilaku orang yang mengamatinya. Vicarious reinforcement, juga berfungsi membangkitkan respons-respons yang bersifat emosional. yang nantinya akan membangkitkan rasa puas, bangga, agung dan sebagainya
- Self-reinforcement, harus diusahakan sendiri oleh seseorang. Tiga unsur dalam self reinforcement, yaitu : standar tingkah laku buatan pribadi, kajian-kajian yang memberikan reinforcement dibawah pengendalian sendiri, dan seseorang sebagai pelaku reinforcement sendiri.


Reciprocal Determinism (Determinisme Timbal Balik)
Dalam menganalisis perilaku seseorang, ada tiga komponen yang harus ditelaah yaitu individu itu sendiri (P: person), lingkungan (E: environment), serta perilaku si inidividu tersebut (B: behavior) (A. Bandura, 1963). Ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah Triadic Reciprocal Causation. Individu akan memunculkan satu bentuk perilaku yang sama meskipun lingkungannya serupa, namun individu akan bertindak setelah ada proses kognisi atau penilaian terhadap lingkungan sebagai stimulus yang akan ditindaklanjuti.

Hubungan antara tiga faktor tersebut adalah reciprocal determinism, atau diterminisme timbal balik. Istilah determinisme disini tidak berarti bahwa individu itu ditentukan oleh ‘sebab’ yang sudah ada sebelumnya, tetapi bahwa akibat-akibat yang timbul disebabkan oleh peristiwa yang terjadi.

Hubungan tiga arah antara fakor tersebut menegaskan bahwa proses kognitif dan faktor pribadi lainnya mempengaruhi. Seseorang memperoleh kesan-kesan simbolik dari tingkah laku. Kesan-kesan simbolik yang diperoleh seseorang disimpan dalam bentuk kode, fungsinya adalah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam bartingkah laku di waktu waktu yang akan datang.

Kode-kode tingkah laku yang diperoleh dari pengamatan itu adalah kode-kode simbolik yang dinamakan sistem representasional. Sistem ini ada dua macam, yaitu : visual dan verbal. Yang termasuk didalam sistem visual adalah gambar-gambar yang amat jelas dari stimuli fisik yang sudah tidak ada seperti aktifitas -aktifitas, tempat-tempat dan benda-benda. Sedangkan yang termasuk didalam sistem verbal ialah peristiwa-peristiwa (seperti prosedur menyusun kalimat), simbol-simbol bahasa, angka-angka, notasi musik dan sebagainya.




KASUS
Seorang siswa kelas I SMP Taman Siswa di Jalan Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat, di beritakan tewas tergantung di ranjangnya dalam keadaan ditemukan tewas dengan tangan dan kaki terikat serta leher terjerat kain. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 14 Desember 2009. Siswa tersebut bernama Muhamad Heri Setyawan dan berusia 12 tahun. Heri adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Abi Mukhlas dan Eti.

Polisi menyatakan Heri tewas karena kecelakaan yang dilakukannya sendiri akibat menirukan aksi Limbad, bintang yang lahir dari acara The Master. Acara ini merupakan ajang kompetisi bagi para pesulap profesional di televisi. Korban yang merupakan warga Jalan Kemayoran Barat III RT 02/06, Kemayoran, Jakarta Pusat, sempat dilarikan ke RSPAD untuk mendapatkan pertolongan, namun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di perjalanan. Jenazah korban telah dievakuasi ke RSCM untuk divisum.

Limbad dikenal sebagai ilusionis fakir, yang konon merupakan salah satu aliran magic terkuno. Ia kerap memperagakan adegan-adegan berbahaya dan menantang. Misalnya, menusuk diri dengan benda tajam, dilindas dengan mesin giling, hingga memakan arang panas. Pada acara peringatan ulang tahun RCTI, ia membuat pertunjukan spektakuler dengan tampil terjun dari ketinggian 20 meter tanpa bantuan alat.

Menurut keluarga dan teman-temannya, Heri merupakan pengagum berat Limbad. Anak ini tidak pernah melewatkan penampilan Limbad dan selalu menirukan atraksinya. Heri sering mempertontonkan aksinya meniru Limbad di rumah dan di sekolah, antara lain dengan mengikat anggota tubuhnya dan menusuk tangannya dengan sejumlah jarum.
(berbagai sumber)




ANALISIS KASUS
Menurut Bandura, belajar observasional (belajar dengan cara mengamati) terjadi terutama pada saat anak-anak. Anak-anak sangat mudah terpengaruh dan dapat dibentuk dengan mudah. Karena itulah mereka dengan mudah melakukan peniruan terhadap apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari media massa. Dari sekian banyak media massa yang ada, televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh anak-anak. Televisi datang dengan kelebihan audio-visual, selain itu tidak diperlukan usaha besar dan keterampilan khusus untuk mengakses televisi.

Dalam kasus Heri ini, Heri telah melewati 4 tahap pembelajaran sosial melalui observational learning. Televisi, khususnya melalui program The Master, mampu menarik perhatian Heri. Karena ketertarikan tersebut maka penampilan-penampilan Limbad yang dilihat di TV dapat diingat dengan baik oleh Heri. Berdasarkan apa yang ia lihat di televisi, maka Heri pun belajar untuk melakukan adegan-adegan berbahaya seperti yang dilakukan Limbad. Ia tidak tahu akan besarnya bahaya dari tindakan yang dilakukannya itu. Heri hanya tahu bahwa ia akan mendapat tepuk tangan dan dianggap hebat oleh orang-orang di sekitarnya apabila mampu melakukan atraksi yang dilakukan oleh Limbad, sama seperti Limbad yang dilihatnya di TV. Terlebih lagi orangtuanya pun membiarkan Heri melakukan aksi-aksi berbahaya tersebut. Reaksi teman-teman dan orangtuanya tersebut menjadi motivasi bagi Heri untuk tetap meniru aksi-aksi Limbad.
Teori belajar sosial mengakui bahwa manusia mampu menyadari atau berpikir dan bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari pengamatan dan pengalaman. Dengan demikian individu akan dapat memutuskan mana yang perlu ia lakukan. Disini orangtua berperan sebagai model yang bisa ditiru oleh sang anak. Program The Master merupakan program dengan kategori ”BO” atau Bimbingan Orangtua. Kehadiran orangtua sangat diharapkan untuk mendampingi anak selama acara berlangsung dan memberi pengertian dengan baik agar sang anak mengerti bahwa setiap adegan yang dilakukan dalam acara tersebut dilakukan oleh profesional dan melalui perencanaan yang matang. Sistem pemberian hadiah dan hukuman juga dapat diberlakukan agar memberikan pengalaman bagi anak.
Dari kasus Heri, kita dapat melihat bahwa Heri belum memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup akan adegan-adegan berbahaya yang dilakukan Limbad sehingga seharusnya orangtua Heri mampu menjadi model yang dapat memberi penjelasan dengan baik kepada Heri akan bahaya dari adegan-adegan yang dilihatnya di televisi. Bila perlu memberlakukan hukuman apabila Heri tetap mempraktekkan adegan tersebut. Dengan demikian, paling tidak, ke depannya Heri akan memiliki pengalaman bahwa mempraktekkan adegan tersebut akan memberikan dampak negatif untuknya, yaitu dimarahi oleh orangtuanya. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhinya dalam memutuskan apakah ia akan melakukan lagi atraksi berbahaya itu atau tidak.




EVALUASI
Teori ini tampaknya berlaku umum dalam semua langkah pendidikan, sosial, komunikasi, informasi, dan instruksional. Namun karena kondisinya yang umum tadi, yang sulit dilakukan dalam sekolah-sekolah formal, maka metode ini agak sulit diterapkan.
Teori belajar sosial dari Bandura ini hanya menjelaskan tentang proses belajar seseorang. Teori ini tidak menjelaskan bagaimana proses komunikasi interpersonal yang terjadi dalam diri seseorang saat melakukan pembelajaran sosial, seperti pertentangan dalam diri seseorang antara hal yang baru dipelajari dengan situasi budaya lingkungan sekitarnya, atau apabila mendapat pembelajaran dari dua sumber yang berbeda.


(berbagai sumber)

Jumat, 30 April 2010

Teori Komunikasi Dua Tahap

Pada dekade 1940an, Paul Lazarsfeld membuat survey di Amerika Serikat tentang dampak atau efek media massa terhadap perilaku pemilih dalam pemilihan presiden. Di akhir risetnya ia berkesimpulan bahwa, media massa tidak memiliki daya terpaan langsung terhadap para audiens. Massa audiens tidak akan mudah terpengaruh langsung oleh terpaan media massa. Perilaku para pemilih tidak banyak berubah lewat kampanye-kampanye politik pemilihan umum melalui media massa. Mengapa? Karena setiap komunitas manusia selalu memiliki seseorang atau beberapa orang yang memiliki pengaruh yang menentukan pilihan mereka. Itu berarti pesan yang disampaikan media massa akan tiba dan diolah terlebih dahulu oleh orang yang mempunyai pengaruh dalam sosial community dan kemudian diteruskan secara lisan kepada massa audience. Dalam teorinya, Lazarsfeld menyebut two step flow communication (aliran komunikasi dua tahap). Dan orang yang berpengaruh itu disebut opinion leader (pemuka pendapat atau pemimpin pendapat). Mereka berperan sebagai sumber referensi dari massa audiens untuk bertanya dan meminta petunjuk. Opinion Leader bisa menjadi penginisiatif suatu pendapat sekaligus menjadi penjawab pertanyaan yang datang dari massa audiens. Pada umumnya, hubungan antara opinion leaders dan massa audiens bersifat komunikasi lisan dan berjejaring. Gosip-gosip dalam masyarakat merupakan salah satu dinamika sistem opinion leaders ini.

Untuk bangsa Indonesia, Opinion leader itu biasanya diperankan kepada kepala suku (ketua adat), pemimpin agama, dan guru. Kecuali pemimpin agama, daya pengaruh kepala suku (ketua adat) dan guru hanya sebatas social community di daerah. Dengan demikian, tidak heran, pemimpin agama sebagai opinion leader sangat didambakan oleh pelaku proyek untuk menggolkan cita-cita mereka. Termasuk dalam konteks kita, untuk menggolkan proyek keluarga berencana oleh BKKBN.

Kritik terhadap teori Lazardfeld :
1. Teori ini menjelaskan mengenai cara kerja media massa dalam menyampaikan pesan dengan pembentuk opini sebagai perantara. Akan tetapi dalam teori ini tidak dijelaskan peranan masyarakat yang memiliki aktifitas media lebih rendah. Lazarsfeld hanya menjelaskan peran aktif pemimpin pendapat sebagai distributor informasi. Jadi masyarakat luas tidak memberikan kontribusi apapun padahal dalam kenyataannya seorang yang mengkonsumsi media massa sedikit apapapun masih memilki subjektifitas yang dapat mempengaruhi perilaku dan bukan hanya bergantung pada ucapan pemimpin opini saja.
2. dalam model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif salam mencari informasi hanya pemuka pendapat, sedangkan anggota masyarakat pada umumnya pasif. Dalam kenyataannya ada model komunikasi yang menunjukkan bahwa pemuka pendapat ada yang aktif tetapi ada juga yang pasif dalam mencari informasi.
3. proses analisis lebih terbatas, sebabproses komunikasi dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih
4. menunjukan betapa bergantungnya pemuka pendapat akan informasi pada media massa
5. teori ini mengabaikan perilaku khalayak berdasarkan ”waktu” pengenalan ide baru. Mereka yang mengenal lebih dahulu ide baru (aerly knower) lebih banyak memanfaatkan media massa daripada mereka yang mengenal ide baru kemudian (later knower). Ketergantungan pemuka pendapat pada media massa ditentukan oleh kedudukan mereka sebagai early knower daripada sebagai pemimpin masyarakat
6. tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari pelbagai saluran komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi.
7. adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat pengikut (followers), padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin adalah pengikut dari pemuka pendapat

Teori Daniel Lerner

Teori pembangunan Daniel Lerner mengaitkan antar perkembangan ekonomi dan modernisasi dengan demokrasi. Di dalam teori ini, sejumlah faktor dipandang sebagai prasyarat bagi demokrasi, seperti adanya peningkatan perkembangan ekonomi, kuatnya kelas menengah, adanya tradisi toleransi dan hormat kepada individu, adanya kelompok-kelompok perekonomian yang berorientasi pasar, dan adanya elite yang berkeinginan untuk membatasi kekuasaan. Teori Daniel Lerner, yang terkenal yaitu Memudarnya Masyarakat Tradisonal (The Passing of Traditional Society, 1953) menurut Lerner bahwa sebuah masyarakat yang paling terbelakang sekalipun jika mereka mampu menerima pengalaman - pengalaman baru untuk melakukan pembaharuan dan perubahan. Yang penting bagi masyarakat yang dianggap primitif itu memiliki suatu alam pikiran (state of mind), suatu keadaan psikologis, suatu kesiapan bathin, untuk melakukan perubahan dan pembaharuan ke arah kemajuan.

Lerner menetapkan bahwa tidak ada suatu bangsa bisa berfungsi secara efisien tanpa adanya suatu pengembangan sistem media massa.


Kritik terhadap teori Daniel Lerner :
1. Lipset berpandangan bahwa perkembangan ekonomi itu tidak sendiri di dalam menentukan demokrasi. Faktor-faktor lain juga ikut berpengaruh, seperti faktor-faktor politik dan budaya, sejarah, dan perilaku para elite. Hanya, dia masih beranggapan bahwa perkembangan ekonomi sebagai variabel yang dominan
2. Menurut Samuel Huntington demokrasi itu dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tidak ada satupun faktor tunggal yang cukup mampu menjelaskan perkembangan demokrasi di banyak negara atau satu negara dan demokratisasi di banyak negara pada dasarnya merupakan hasil dari kombinasi banyak faktor.

Teori Difusi Inovasi

Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.

Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).

Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal
3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial
4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi
2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi
3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi
4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati
5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya terbatas


Kritik terhadap teori difusi inovasi :
1. Satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten
2. masalah dapat timbul dari ketidakakuratan responden dalam mengingat proses adopsi inovasi
3. inovasi cenderung memperlebar kesenjangan kaya-miskin.

Teori Motivasi

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
• Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.


2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu :
• - prestasi (achievement)
• - Kekuasaan (power)
• - Afiliasi (pertalian)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“
Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”

Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.


3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)

Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
• Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.

Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.


4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.
Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
• - prestasi (achievement)
• - Pengakuan (recognition)
• - Tanggung Jawab (responsibility)
• - Kemajuan (advancement)
• - Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)
• - Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)


5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
• Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
• Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
• Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
• Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
• Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
• Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai

Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.


6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan


7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.


8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.

Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan. Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.

Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.

Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.


9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Propaganda Dalam Iklan Tolak Angin “Truly Indonesia”

Menurut saya, iklan Tolak Angin “Truly Indonesia” merupakan salah satu iklan propaganda terbaik yang pernah saya lihat. Iklan Tolak Angin ini ingin menyindir Malaysia yang mengklaim beberapa budaya Indonesia sebagai budayanya. Iklan ini keluar di media massa, khususnya televisi, saat berita pengklaiman sejumlah budaya Indonesia atas Malaysia sedang marak dibahas.

Propaganda dalam iklan ini dimulai dengan menampilkan sejumlah budaya Indonesia yang saat itu diakui Malaysia sebagai kebudayaannya, yakni lagu Rasa Sayange, tari pendet, reog, angklung, serta batik. Belum lagi pemilihan Butet Kertaradjasa dan Agnes Monica sebagai bintang dari iklan ini juga sangat tepat. Butet Kertaradjasa yang sudah dikenal sebagai seorang budayawan dan Agnes Monica merupakan ikon dari anak muda Indonesia yang berprestasi mampu merepresentasikan seorang budayawan yang marah karena budaya negerinya diakui negara lain serta anak muda yang peduli dengan situasi tersebut. Ditambah lagi slogan ”Truly Indonesia” yang memperjelas bahwa budaya-budaya yang ditampilkan dalam iklan merupakan budaya asli Indonesia.

Selain slogan tersebut, ada beberapa kalimat yang menjadi kalimat propaganda dalam iklan ini. Contohnya “Bangsaku memang kreatif, kaya tradisi dan budaya”. Kalimat yang ada di awal iklan ini ingin menggambarkan bahwa orang-orang Indonesia merupakan orang-orang kreatif, keanekaragaman yang ada justru mampu menghasilkan banyak mahakarya seni. Kalimat ini ingin menyindir Malaysia yang dianggap hanya mampu mengklaim budaya negara lain daripada menciptakan budayanya sendiri. Lalu ada kalimat ”Jangan biarkan identitas kita dirampas” yang ingin memancing emosi audiens agar ikut mempertahankan budaya Indonesia, karena bagaimanapun juga budaya suatu negara ikut menjadi identitas dari negara tersebut. Bila identitas kita diambil negara lain, maka kita akan menjadi negara yang tidak memiliki identitas. Ada juga kalimat ”Orang pinter tahu yang bener” yang muncul di akhir iklan. Kalimat ini ingin menegaskan bahwa budaya yang ditampilkan dalam iklan memang benar adalah budaya asli Indonesia, dan orang yang pintar adalah orang yang tahu dan mengakui bahwa budaya-budaya yang ada dalam iklan adalah budaya Indonesia. Selain itu, penggunaan kata ”aku” dan ”kita” juga mampu menggerakkan emosi audiens karena memunculkan rasa persatuan sebagai satu bangsa, orang-orang yang kebudayaannya tengah direbut oleh bangsa lain.

Iklan ini mempropaganda kita untuk bangga atas budaya kita. Salah satu bentuk kebanggaan tersebut dapat diwujudkan dalam penggunaan produk asli buatan Indonesia, seperti Tolak Angin. Tolak Angin digambarkan sebagai salah satu produk asli Indonesia yang berkualitas. Dengan mengkonsumsi tolak angin, kita juga ikut melestarikan jamu sebagai salah satu warisan budaya.

Analisis Propaganda : Churchill

Film Churchill merupakan film yang mempropagandakan kekuatan Amerika sebagai negara yang hebat. Berlatar belakang masa Perang Dunia II, ada empat negara yang mendominasi dalam film, yaitu Jerman, Inggris, Perancis, dan tentu saja Amerika. Dalam film ini, diceritakan bahwa Churchill sebenarnya adalah tentara Amerika yang diperbantukan di Inggris dengan tujuan untuk mencegah Jerman berinvasi ke Inggris. Amerika tidak ingin Jerman melebarkan daerah kekuasaannya karena Jerman yang telah berhasil menaklukan Perancis ingin bersekutu dengan Inggris, mengingat bahwa Perancis merupakan musuh bebuyutan dari Inggris.

Dalam film ini Inggris digambarkan seperti takluk dengan Jerman, terlihat dari istana Buckhingham yang ternyata sudah menjadi markas Nazi lengkap dengan ruang-ruang rahasia berdekorasikan lambang-lambang Nazi. Selain itu Hittler juga digambarkan seperti orang yang bodoh dan konyol, bahkan beberapa kali Hittler disamakan dengan Charlie Chaplin, seorang komedian film bisu di Inggris yang memiliki kumis seperti Hittler. Pejabat-pejabat Inggris juga digambarkan tidak loyal karena lebih memihak Jerman daripada raja mereka sendiri, sedangkan Amerika digambarkan sebagai orang-orang yang solider dan loyal dengan mau mengirimkan sepasukan tentara hanya demi menjemput Churchill.

Film ini ingin menekankan bahwa Amerika adalah negara yang paling hebat. Semua orang hebat yang memiliki pengaruh di dunia merupakan orang-orang yang berasal dari Amerika, seperti Churchill dan beberapa tokoh besar lain yang disebutkan di akhir film. Selain itu film ini memiliki ciri khas layaknya film Hollywood lainnya, yaitu one man show. Churchill seorang diri mampu mengalahkan sejumlah besar tentara Jerman saat pernikahan Hittler dan Elizabeth. Tentunya film ini tidak bisa dijadikan referensi sejarah mengingat banyaknya adegan satire dan manipulasi yang dilakukan oleh para pembuatnya.

Ada beberapa kalimat yang menurut saya merupakan propaganda. Contohnya seperti yang dikatakan Churchill, yaitu ”Beri alatnya, selesaikan pekerjaannya” dan ”Nyalakan mesinnya dan menangkan perang”. Kalimat tersebut mengesankan bahwa perang melawan Jerman merupakan hal yang mudah. Sedangkan kalimat ”Semua orang takut seperti Perancis” dan ”Hail Hittler, Inggris adalah milikmu” yang diucapkan oleh Herman Goering justru menggambarkan bahwa Perancis dan Inggris sebenarnya adalah negara yang sama-sama lemah dibawah Jerman. Belum lagi kalimat ”aku berharap aku adalah orang Amerika” yang diucapkan oleh Chester, menurut saya kalimat ini sangat representatif dalam menyikapi kenyataan bahwa banyak sekali orang yang ingin menjadi orang Amerika.

Margareth Thatcher


Neoliberalisme
Margareth Thatcher menjadi PM Inggris selama 3 periode sejak tahun 1979-1990. Ia berhubungan baik dengan Ronald Reagan karena memiliki kesamaan pandangan terhadap neoliberalisme, yakni Paham yang memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas, serta merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi


Tangan Besi
Margaret Tatcher pernah membandingkan, jika pada era perang dingin tumpukan mesiu dan nuklir jadi andalan, maka pada pasca-perang dingin senjatanya adalah mata uang, modal dan teknologi. Pada tanggal 19 Januari 1976, ia menyampaikan pidato di Kensington Town Hall, di mana dia membuat serangan tajam untuk Uni Soviet. Bagian yang paling terkenal dari pidatonya adalah:
Rusia cenderung bertekad mendominasi dunia, dan mereka dengan cepat memperoleh cara untuk menjadi bangsa kerajaan paling kuat yang pernah dunia lihat. Orang-orang di Politbiro Soviet tidak perlu khawatir tentang pasang surut arus opini publik. Mereka meletakkan senjata sebelum mentega, sementara kita meletakkan apa saja sebelum senjata.

Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Soviet koran Krasnaya Zvezda (Red Star) memberinya julukan "Wanita Besi". Ia senang dengan nama itu lalu nama itu pun menjadi terkait dengan citranya sebagai perempuan yang teguh dan tegar.


Kampanye
Mei 1979, Margareth Thatcher memasuki kampanye pemilihan dengan mengusung konsep politik pencitraan. Ia mengubah warna rambut, memperbaiki tata alis, mengatur nada bicara, menjaga pandangan, dan sangat santun di depan media. Cara ini, sedikit banyak, berhasil mempengaruhi generasi pemilih pemula di Inggris ketika itu.

Margareth Thatcher juga piawai menggunakan produk terkenal untuk menaikkan citra politik dan popularitasnya. Dan di akhir kekuasaannya, semua akhirnya mengetahui bahwa pribadi aslinya berbeda dengan sosok yang dimunculkan di media massa. Pribadi asli Thatcher adalah glamor dan bertangan besi.

Di tangan media, Thatcher didaur ulang sehingga nampak benar-benar heroik dan mengikuti jejak Winston Churchill, mantan perdana menteri Inggris pada perang dunia kedua. Namun dengan gayanya itu Thatcher merupakan perempuan pertama dan terlama yang menjabat sebagai perdana menteri. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris pada 1979-1990 dan memimpin Partai Konservatif pada 1975-1990. Margareth Tatcher berkata “kerja keras tidak selalu membawa anda ke puncak karier, tapi setidaknya anda bisa mendekati puncak itu”


Wanita
Pada masa itu, meskipun di negara maju seperti Inggris, wanita masih dianggap warga kelas dua. Menanggapi kredibilitasnya yg diragukan karena ia adalah seorang perempuan :
  1. Any woman who understands the problem of running a home, will be able to understand the problems of running a country
  2. In politics, if you want anything said, ask a man. If you want anything done, ask a woman

Theodore Roosevelt, Jr.


Lahir di Kota New York, New York, di Gramercy, Manhattan, 27 Oktober 1858 – meninggal di Oyster Bay, New York, 6 Januari 1919 pada umur 60 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat yang Ke-26 dan masih saudara dekat presiden Franklin Delano Roosevelt, Presiden Amerika yang ke-32. Theodore Roosevelt dikenal juga dengan panggilan T.R., dan di kalangan masyarakat dikenal dengan Teddy (walaupun ia sendiri tidak menyukai nama panggilan ini).


Teknik Propaganda
Theodore Roosevelt mengemban tugas menyelesaikan perdebatan mengenai batas wilayah Mississippi dan Louisiana. nah, di sela waktu luangnya menjalankan tugas, ia ikut dalam perburuan beruang ke hutan dekat Kota Smedes, Mississippi bersama rombongan. setelah sekian lama berburu, tak satu pun beruang yang ia jumpai. sampai akhirnya, seorang pemandu bernama Holt Collier mengabari bahwa dirinya telah menangkap seekor beruang.

Presiden Roosevelt sangat kaget melihat beruang yang penuh luka gigitan anjing pemburu dan diikatkan ke pohon, beruang itu tampak lemah tak berdaya. ia merasa kasihan dengan nasib beruang itu. ia pun mengurungkan niatnya untuk menembak mati beruang tadi. Kejadian itu terdengar oleh Clifford K. Berryman, seorang kartunis politik dari koran The Washington Post. ia kemudian mengabadikan peristiwa yang melibatkan Presiden Roosevelt dan beruang tadi dalam bentuk kartun di korannya.

Setelah itu, cerita maupun kartun itu tersebar dan menjadi populer di masyarakat. kartun tersebut menginspirasi pemilik toko permen dan mainan di Brooklyn New York, yakni pasangan suami istri Morris Michtom dan Rose Michtom. Rose, sang istri, membuat boneka beruang seperti di kartun tadi untuk dijual di tokonya. dan sebagai bentuk penghormatan, Morris Michtom mengirimkan boneka ini kepada Presiden Roosevelt dan meminta izin memakai nama kecil Presiden Rossevelt, yaitu Teddy, untuk menamai beruangnya.

Pada saat kampanye tahun 1904, Ia menggunakan boneka beruang yg disematkan lencana bertuliskan ”Rosevelt”



Pemerintahan
Menjabat dua kali masa jabatan di tahun 1901 hingga 1909. Sebelum menjadi presiden Roosevelt adalah wakil presiden Amerika Serikat di bawah Presiden William McKinley. Jabatan presiden ia peroleh ketika ia menggantikan presiden William McKinley yang meninggal akibat tembakan seorang teroris.. Ia merupakan presiden Amerika Serikat yang termuda karena menjadi presiden pada usia 42 tahun (berasal dari Partai Republik.)

Pada masa jabatan pertama ia tidak memiliki wakil presiden, lalu pada masa jabatan kedua ia didampingi oleh wakil presiden Charles W. Fairbanks.

Ia tegas dalam pendiriannya bahwa negara-negara asing tidak boleh membangun pangkalan di daerah Karibia, dan Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang boleh mencampuri urusan negara-negara Amerika lain. Presiden sebagai "pemimpin rakyat" harus mengambil tindakan apapun demi kepentingan rakyat kecuali tindakan-tindakan yang dengan tegas dilarang hukum atau Konstitusi. Presiden Theodore Roosevelt menjaga supaya perusahaan-perusahaan besar jangan sampai mempermainkan politik dan ia memaksakan pembubaran perusahan-perusahaan besar, karena melanggar undang-undang antimonopoli.Roosevelt mencintai alam dan menganjurkan kehidupan keras.Setelah meninggalkan Gedung Putih, ia pergi ke Afrika melihat-lihat alam terbuka. Ia meninggal dunia pada 1919. Namanya dijadikan sebuah nama kapal induk pesawat tempur :USS Roosevelt


Kata-kata Terkenal :
Biarkan dirimu membuat kesalahan. Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak melakukan apapun.


Lakukan apa yang dapat Anda lakukan, dengan apa yang Anda miliki dan di tempat Anda berada


Memang berat bila gagal, tapi jauh lebih buruk jika kita tidak pernah mencoba untuk sukses


Ia sering mengutip peribahasa ”Berbicaralah dengan lemah lembut, tapi jangan lupa membawa pentungan yang besar”

Napoleon Bonaparte


Karir dan Prestasi Militer
Ketika revolusi Prancis meletus pada tahun 1789, Napoleon berusia 20 tahun. Ia pergi ke Korsika dimana saat itu terdapat 3 faksi yg saling berhadapan, yakni kaum revolusionis, royalis kerajaan dan kaum nasionalis Korsika. Napoleon memihak kepada pasukan revolusi Jacobin, dimana kemudian ia mendapatkan pangkat Letnan Kolonel dan membawahi 1 batalion pasukan sukarelawan. Pada tahun 1792 kemudian pangkatnya naik lagi menjadi Kapten.

Pada 1793 ia mempublikasikan pamflet pro republik yg kemudian membuatnya diangkat menjadi komandan artileri tentara republik. Napoleon membangun pertahanan meriam di kota Toulon untuk membendung masuknya pasukan Inggris dari pantai utara Prancis. Pada pertempuran di kota itu juga pahanya terluka yg kemudian membuatnya mendapatkan promosi menjadi Brigadir Jendral.

Namun setelah pimpinan kaum revolusionis, Robespierre, dieksekusi dgn guilotine pada 1794 Napoleon dikenai tahanan rumah selama 10 hari. Dan karir militernya terancam merosot setelah ia menolak dijadikan komandan pasukan invantri dgn alasan sakit. Namun karir militernya membaik kembali ketika ia mendapatkan kepercayaan menjadi komandan pertahanan istana Tuileres di Paris pada 1795. Di mana ia kemudian berhasil memukul mundur serangan pasukan royalis kerajaan, berikut membunuh 1.400 tentara musuh. Karena peristiwa ini, ia kemudian menjadi terkenal seantero Prancis dan dinobatkan menjadi komandan tentara Italia. Ia kemudian menikah dgn Josephine de Beauharnais pada 1796.

Hanya berselang 2 hari dari pernikahannya ia memimpin invasi terhadap Itali, dimana Napoleon berhasil mengalahkan dan mengusir Austria. Namun Napoleon tidak setuju dgn permintaan pemerintah Prancis untuk menggulingkan paus di Roma, dgn alasan hal tersebut akan mengakibatkan vacum of power dan akan dimanfaatkan oleh kerajaan Napoli. Napoleon justru mengarahkan pasukannya menuju Austria pada 1797, dan memaksa Austria membuat kesepakatan damai. Setelah itu ia kemudian menaklukan Venesia. Selama invasi Itali, pasukan Prancis secara total melakoni 67 pertempuran, menangkap 150.000 pasukan musuh dan merampas 540 meriam.

Selama invasi tersebut Napoleon bahkan menjadi semakin terkenal di Prancis. Pada tahun itu juga partai royalis kerajaan mendapatkan suara mayoritas dalam pemilu. Mereka lantas menyerang Napoleon dgn menuduhnya melangkahi wewenangnya ketika berani memutuskan bernegosiasi dgn Austria tanpa perintah dari negara. Napoleon lantas menjawabnya dgn mengirimkan misi untuk melakukan kudeta dan membersihkan kaum royalis kerajaan di Paris. Hal ini kemudian mengembalikan kekuasaan kaum republikan di Prancis kembali.

Setibanya di Prancis, ketenaran Napoleon semakin menjadi-jadi. Ia kini bahkan lebih tekenal daripara pemimpin pemerintahan Prancis yg sah.
Kampanye militer selanjutnya adalah menduduki Mesir demi memotong jalur perdagangan Inggris dgn daerah koloninya di Asia. Napoleon juga mengakuisisi Malta utuk dijadikan basis angkatan laut di laut tengah pada 1798. Mesir direncanakan Napoleon untuk menjadi pintu gerbang merealisasikan persekutuan dgn dunia arab dan India guna mengusir Inggris dari wilayah koloninya itu. Pertama-tama Napoleon berusa mengambil hati Mesir dgn menjanjikan kemerdekaan dari Turki Osmani dan memuji-muji agama Islam.


Pengasingan
Terispirasi dari ketidak-suksesan invasi Napoleon ke Rusia, semakin banyak negara yg berkoalisi menentang Napoleon. Kini Swedia bergabung dgn aliansi Inggris, Austria, Rusia, Spanyol, Portugis dan Prusia melawan Prancis. Sekutu memukul mundur Napoleon hingga akhirnya ia harus menarik pasukannya kembali ke Prancis pada 1813. Pasukan sekutu mengepung Prancis dgn jumlah pasukan 3x jumlah pasukan Napoleon, dan pada 1914 Paris akhirnya jatuh ke tangan sekutu. Akhirnya Napoleon menyerah tanpa syarat ketika anak dan istrinya berada di bawah kekuasaan Austria. Ia pun diasingkan ke pulau Elba, sebuah pulau dgn 12.000 penghuni di laut Mediterania.

Namun pada 1815 Napoleon melarikan diri dari Elba. Rencana Inggris untuk mengasingkannya ke samudra Atlantik disinyalir memicu aksi Napoleon ini. Ia mendarat di pantai selatan Prancis 2 hari kemudian. Pemerintah Prancis yg mengetahui hal ini mengirim resimen ke-5 untuk menangkap Napoleon. Namun Napoleon menghadapi resimen tersebut seorang diri, dan ketika berada pada jarak tembak ia meneriakkan kepada mereka: "Aku di sini! Bunuh kaisar kalian jika itu yg kalian mau!" Namun para tentara menimpalinya dgn berseru: "Hidup sang kaisar...!!" dan kemudian bergabung dgn Napoleon berjalan menuju Paris. Menaggapi hal ini, sebuah kongres di Wina kemudian memutuskan Napoleon sebagai penjahat perang. Inggris, Belanda, Austria, Rusia dan Prusia kemudian mengerahkan 150.000 pasukan untuk mengakhiri kampanye militer Napoleon untuk selamanya.

Ketika sampai di Paris jumlah kekuatan pasukan Napoleon telah mencapai 200.000 tentara. Mereka kemudian berniat menuju Belanda untuk menghadari pasukan sekutu. Pertempuran Waterloo pada 18 juni 1815 terkenal sebagai pertempuran terakhir Napoleon, dimana sekutu membuat pasukan Napoleon kocar-kacir. Sekutu kemudian memasuki Paris dan mengembalikan Loise XVIII menduduki tahta Prancis.
Napoleon sendiri kemudian benar-benar diasingkan ke pulau St. Helena di tengah2 samudera Atlantik, 2.000 km dari pantai barat eropa dan afrika.

Martin Block


Martin Block (1901-1967), DJ Radio pertama yang menjadi bintang, menginspirasikan istilah "Disco Jockey".
Pada bulan November tahun 1941, Block membawa acara radio ke St Luke's High School di Hohokus, New Jersey untuk memenuhi janji yang diberikan kepada para manula, Jack Smith, Dan Blanchfield, dan Mary Beebe untuk membantu mengumpulkan uang untuk prom senior mereka. Hal itu diakui menjadi yang pertama penampilan publik "The Make Believe Ballroom Starring Martin Block." Pada akhir Perang Dunia II, Martin Block sedang membuat $ 22.000 per minggu. Baik Block dan Jarvis muncul di Columbia Pictures 'film komedi musik, Make Believe Ballroom (1949), dengan Frankie Laine dan artis rekaman lainnya.

Meskipun acara berlanjut di New York, Block diimpor ke Los Angeles oleh KFWB pada 1946 untuk melakukan Make Believe Ballroom di Pantai Barat. Dia tidak suka Los Angeles dan kembali ke New York pada akhir kontraknya.

Block meninggalkan Make Believe Ballroom pada tahun 1954 kemudian ke The Martin Block Show untuk ABC Radio. Menjelang akhir kariernya, ia terdengar berada di WOR / New York.

Setelah kematiannya pada tahun 1967, Make Believe Ballroom Lakukan disiarkan WNEW ke akhir 1980-an, dan saat ini di-host di New York WSHR oleh Bill Frisch

Lee De Forest


Lee De Forest (1873 -1961) adalah ahli fisika Amerika serikat, penemu triode (1906), bapak radio, kakek televisi, doktor fisika, dan menciptakan 300 penemuan. De ferest lahir di Council Bluff. Lowa. Amerika Serikat, pada tanggal 26 Agustus 1873 dan meninggal di Hollywood, California, pada tanggal 30 Juni 1961 pada umur 88 tahun. Pada tahun 1912 ia menemukan bahwa triode dapat dipakai sebagai penguat sinyal listrik dan pembangkit osilasi. Triode atau Tabung Audion adalah alat yang sangat penting yang banyak dipakai pada radio, telepon, radar, televisi, dan komputer. Tapi sejak tahun 1947 trioda diganti oleh transistor. Meskipun demikian De forest termasuk tokoh termuka di bidang elektronik.

Ayahnya pendeta dan menginginkan De Ferest jadi pendeta juga. Pada waktu De Ferest berumur 6 tahun, ayahnya pindah ke Alabama. Orang baik atau pendata baik selalu membela golongan tertindas. Demikian pula ayah De ferest. Ia mendirikan sekolah untuk orang – orang negro meskipun mendapat tentangan hebat dari orang – orang kulit putih. De ferest memihak ayahnya dan banyak berteman dengan anak Negro. Meskinpun ia dididik dengan di siplin keras agar jadi pendeta. Namun minatnya tercurah pada mesin dan bukan pada ilmu ketuhanan. Pada umur 30 tahun ia gemar membuat mesin uap mini dan lokomotif mini.

Pada tahun 1893 pada umur 20 tahun, ia di terima di Universitas Yale, Sebuah perguruan tinggi yang cukup baik mutunya. Karena uang saku dari ayahnya terbatas, maka ia mengikuti kuliah sambil bekerja kasar. Sebenarnya ia tidak termasuk mahasiswa yang cerdas. Meskipun demikian dengan susah payah ia berhasil menggodol gelar doktor untuk bidang fisika pada tahun 1899. Disertasinya tentang gelombang radio.

Sesudah mendapat gelar doktor, ia bekerja pada Western Electric Company di Chicago. Berturut – turut ia bekerja di bagian dinamo, telepon, dan laboratorium eksperimen. Pada tahun 1902 ia mendirikan perusahaan telegraf. Pada tahun 1907 ia mendirikan perusahaan telepon. Tapi kedua perusahaan itu bangkrut. Karena ia tak berbakat jadi pengusaha. De Forest tidak dapat memilih karyawan yang baik dan mudah di tipu orang. Ia sendiri orang yang selalu bimbang, sukar mengambil keputusan, individualis, dan egosentris. Jalan hidupnya berliku – liku, kawin 4 kali, dan sering berurusan dengan pengadilan

James Clerk Maxwell


Maxwell dilahirkan di Edinburgh, Skotlandia, tahun 1831. Dia teramatlah dini berkembang: pada usia lima belas tahun dia sudah mampu mempersembahkan sebuah kertas kerja ilmiah kepada "Edinburgh Royal Society." Dia masuk Universitas Edinburgh dan tamat Universitas Cambridge. Kawin, tetapi tak beranak. Maxwell umumnya dianggap teoritikus terbesar di bidang fisika dalam seluruh masa antara Newton dan Einstein. Kariernya yang cemerlang berakhir terlampau cepat karena dia meninggal dunia tahun 1879 akibat serangan kanker, tak berapa lama sehabis merayakan ulang tahunnya yang ke-48.

Fisikawan Inggris kesohor James Clerk Maxwell ini terkenal melalui formulasi empat pernyataan yang menjelaskan hukum dasar listrik dan magnit.
Kedua bidang ini sebelum Maxwell sudah diselidiki lama sekali dan sudah sama diketahui ada kaitan antar keduanya. Namun, walau pelbagai hukum listrik dan kemagnitan sudah diketemukan dan mengandung kebenaran dalam beberapa segi, sebelum Maxwell, tak ada satu pun dari hukum-hukum itu yang merupakan satu teori terpadu. Dalam dia punya empat perangkat hukum yang dirumuskan secara ringkas (tetapi punya bobot tinggi), Maxwell berhasil menjabarkan secara tepat perilaku dan saling hubungan antara medan listrik dan magnit. Dengan begitu dia mengubah sejumlah besar fenomena menjadi satu teori tunggal yang dapat dijadikan pegangan. Pendapat Maxwell telah jadi anutan pada abad sebelumnya secara luas baik di sektor teori maupun dalam praktek ilmu pengetahuan.

Nilai terpenting dari, pendapat Maxwell yang baru itu adalah: banyak persamaan umum yang bisa terjadi dalam semua keadaan. Semua hukum-hukum listrik dan magnit yang sudah ada sebelumnya dapat dianggap berasal dari pendapat Maxwell, begitu pula sejumlah besar hukum lainnya, yang dulunya merupakan teori yang tidak dikenal. Dari pendapat Maxwell ini dapat diperlihatkan betapa pergoyangan bolak-balik bidang elektromagnetik secara periodik adalah sesuatu hal yang bisa terjadi. Gerak bolak-balik seperti pendulum ini disebut gelombang elektromagnetik, yang bilamana sekali digerakkan akan menyebar terus hingga angkasa luar. Dari pendapat-pendapat ini mampu menunjukkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik itu mencapai sekitar 300.000 kilometer (186.000 mil) per detik. Maxwell mengetahui bahwa ini sama dengan ukuran kecepatan cahaya. Dari sudut ini dia dengan tepat mengambil kesimpulan bahwa cahaya itu sendiri terdiri dari gelombang elektromagnetik.

Jadi, pendapat Maxwell bukan semata merupakan hukum dasar dari kelistrikan dan kemagnitan, tetapi juga sekaligus merupakan hukum dasar optik. Sesungguhnya, semua hukum terdahulu yang dikenal sebagai hukum optik dapat dikaitkan dengan pendapatnya, juga banyak fakta dan hubungan dengan hal-hal yang dulunya tidak terungkapkan.
Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi elektromagnetik. Pendapat Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.

Meski kemasyhuran Maxwell yang paling menonjol terletak pada sumbangan pikirannya yang dahsyat di bidang elektromagnetik dan optik, dia juga memberi sumbangan penting bagi dunia ilmu pengetahuan di segi lain termasuk teori-teori astronomi dan termodinamika (penyelidikan ihwal panas). Salah satu minat khususnya adalah teori kinetik tentang gas. Maxwell menyadari bahwa tidak semua molekul gas bergerak pada kecepatan sama. Sebagian lebih lambat, sebagian lebih cepat, dan sebagian lagi dengan kecepatan yang luar biasa. Maxwell mencoba rumus khusus menunjukkan bagian terkecil molekul bergerak (dalam suhu tertentu) pada kecepatan yang tertentu pula. Rumus ini disebut "penyebaran Maxwell," merupakan rumus yang paling luas terpakai dalam rumus-rumus ilmiah, dan mengandung makna dan manfaat penting pada tiap cabang fisika.

Heinrich Rudolf Hertz


Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) adalah fisikawan Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik (point) tanpa kabel. Penemuannya yang paling mutakhir adalah electric charge jump. Namanya diabadikan dalam satuan frekuensi hertz.

Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.

Guglielmo Marconi


Guglielmo Marconi (1874-1937) Lahir pada tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 tatkala usianya menginjak dua puluh, Marconi baca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan-percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik yang tak tampak oleh mata, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.

Marconi lantas tergugah dengan ide bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa lewat kawat yang menyediakan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram. Misalnya, dengan cara ini berita-berita dapat dikirim ke kapal di tengah laut.

Tahun 1895, hanya setahun kerja keras, Marconi berhasil memprodusir peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alat penemuannya di Inggris dan memperoleh hak paten pertamanya untuk penemuan ini. Marconi bergegas mendirikan perusahaan dan "Marconi" pertama dikirim tahun 1898. Tahun berikutnya dia sudah sanggup kirim berita tanpa lewat kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi meneruskan pembuatan dan mempatenkan banyak penyempurnaan-penyempurnaan atas dasar penemuannya sendiri. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.

Makna penting dari penemuan barunya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 tatkala kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio amat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang lebih dari 6000 mil.

Semua berita ini dikirim lewat tanda-tanda sistem kode Marconi. Sebagaimana diketahui, suara itu dapat dikirim lewat radio, tetapi hal ini baru bisa terlaksana sekitar tahun 1915. Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepatnya.

Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi dengan sendirinya menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, rupa-rupa tuntutan lewat pengadilan sirna melenyap sesudah tahun 1914 tatkala pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.

Selain Marconi menjadi kesohor selaku penemu, jelas pula pengaruhnya tak diragukan dalam hal arti penting radio dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting buat televisi, karena itu adalah layak menganggap Marconi punya saham juga dalam pengembangan televisi.

Edwin Howard Armstrong


Amstrong dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1890 di New York City, Amerika Serikat (AS). Kepintaran dan keuletannya sudah tampak sejak kecil. Bahkan, ketika usianya baru menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin menjadi seorang penemu. Ketika menginjak remaja, dia mulai mencoba menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika duduk di bangku SMA, dia telah mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Dia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi. Padahal, tidak ada cara lain untuk memperkuat tenaga pada pengiriman akhir.

Untuk mengembangkan pengetahuannya pada masalah gelombang komunikasi, setelah tamat SMA, Amstrong masuk ke Universitas Columbia jurusan teknik. Di universitas itulah ia melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel. Pada tahun ketiga di Universitas Columbia, Armstrong memperkenalkan temuannya, berupa penguat gelombang radio pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah ditemukan terlebih dahulu oleh Lee De Forest yang menggunakan Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.

Armstrong mempelajari cara kerja tabung Lee DeForest dan kemudian mendesain ulang dengan mengambil gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan cepat memberi sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Armstrong disebut dengan “regenerasi radio”, yang merupakan penemuan penting dan perlu saat radio pertama kali ada. Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan 20 ton generator lagi agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit tunggal temuan Armstrong menjadi kunci kelangsungan gelombang transmiter yang menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus sarjana teknik tahun 1913. Atas temuannya tersebut, Armstrong mematenkan ciptaannya dan memberi lisensinya pada Marconi Corporation tahun 1914.

Enam tahun kemudian, Westinghouse membeli hak paten Armstrong atas penerima superheterodyne, dan memulai kiprahnya menjadi stasiun radio pertama bernama KDKA di Pittsburgh. Mulailah radio menjadi sangat populer pada saat itu, mulai dari hiburan sampai berita penting, tidak ada yang tidak memakai jasa radio. Setelah itu, bermunculan terus gelombang radio lainnya. RCA (The Radio Corporation of America) segera membeli seluruh hak paten radio begitu juga radio lain ikut membelinya.

Setelah Perang Dunia I usai, Armstrong kembali ke Universitas Columbia dan bekerja sebagai profesor di universitas tersebut. Tahun 1923 dia menikah dengan Marion MacInnes, sekretaris dari Presiden RCA, David Sarnoff. Pada dekade tersebut dia terlibat dalam perang perusahaan dalam mengendalikan hak paten radio. Hal ini berlanjut sampai awal tahun 1930, dan Armstrong kalah di pengadilan. Meski demikian, dia terus melanjutkan penelitian untuk memecahkan masalah statistik radio. Ia berkesimpulan, hanya ada satu solusi agar karyanya yang telah dicuri orang bisa dihargai, yaitu merancang sistem yang sama sekali baru.

Penelitian demi penelitian pun terus dia lakukan untuk lebih menyempurnakan suara radio tersebut. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada. Sistem tersebut juga menyediakan sebuah gelombang tunggal membawa dua program radio dengan sekali angkut. Pengembangan ini disebut dengan multiplexing.

Mengenai perbedaan antara gelombang AM dan FM, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sinyal suara tidak dapat langsung dipancarkan karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik. Jika sinyal suara tersebut diubah menjadi gelombang elektromagnetik sekalipun, berapa panjang antena yang dibutuhkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara tersebut. Metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio disebut modulasi. Modulasi yang sering dipakai radio adalah modulasi amplitudo (AM – amplitude modulation) dan modulasi frekuensi (FM – frequency modulation)

Beda utama antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz. Jadi, jika ada frekeensi radio 88.00 FM, sebenarnya dia menggunakan frekuensi 88.00 MHz + 455 KHz. Mengapa ada tambahan 455 KHz? Nah, gelombang FM itu memodulasi suara secara digital. Jadi, gelombang suara audio itu dicacah secara digital sesuai frekuensi audio (batas ambang telinga antara 6 Hz - 20 KHz). Setelah dicacah secara digital (tambahan 455 KHz tadi, sebagai digital audio buffer), sinyal digital tsb. di-mix dengan gelombang radio (carrier) yang berfrekuensi 88.0 MHz tadi, kemudian dilempar ke udara terbuka. Bagaian yang penting dari sistem pemancar FM adalah antena, saluran transmisi, dan pemancar itu sendiri.

Untuk memperkenalkan temuannya pada dunia, pada tahun 1940 Armstrong mendapat izin untuk mendirikan stasiun radio FM pertama yang didirikan di Alpine, New Jersey. Berkat temuannya tersebut , pada 1941, Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong berupa medali Franklin, yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi komunitas ilmuwan. Kekalahannya dalam sengketa selama bertahun-tahun dengan perusahaan yang telah memanfaatkan hak ciptanya, tak berpengaruh terhadap pemberian medali Franklin tersebut.

Sayangnya, Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Sang penemu gelombang radio FM tersebut diketemukan mati bunuh diri di tahun 1954. Istrinya, Marion MacInnes, yang menjadi pewaris hasil temuan Armstrong melanjutkan perjuangan suaminya bertempur di persidangan dan memenangkan jutaan dolar. Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal ’60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA

Alan Freed


Alan Freed, seorang DJ di Cleveland, Ohio mulai memutar jenis musik yang diperkirakannya bisa disukai pendengar dari berbagai kalangan dan ras. Alan Freed disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah "rock and roll" untuk musik R&B yang gembira dan energetik. Sewaktu bekerja sebagai DJ di stasiun radio WJW di Cleveland, Alan Freed mengadakan konser rock and roll yang pertama. Konser dilangsungkan 21 Maret 1952 dan diberi nama "The Moondog Coronation Ball".

Acara dihadiri penonton yang sebagian besar orang Afrika-Amerika, tapi harus diakhiri sewaktu baru saja mulai karena penonton yang luar biasa padat. Setelah konser yang pertama sukses, Alan Freed terus mengadakan berbagai pertunjukan rock and roll yang banyak ditonton orang berkulit hitam dan berkulit putih. Pertunjukan seperti ini membantu penyebaran gaya musik Afrika-Amerika di berbagai kalangan.
Sebenarnya Allan Freed meminjam istilah “rock and roll” yang sebelumnya sudah merupakan istilah umum perkampungan kumuh, yang berarti hubungan seks pranikah.

Karena itu, tidaklah heran jika musik ini banyak mengandung unsur-unsur kenikmatan khususnya yang berhubungan dengan dorongan seksual. Memang tidak banyak yang mengenal Allan Freed bahkan namanya pun tidak, seperti halnya Wild Bill Moore, mereka sudah dilupakan. Namun “rock n’ roll” terus hidup, bahkan nama itu jauh melebihi ketenarannya. Sejak itu “generasi rock” terus berkembang dan merambat ke mana-mana, terutama generasi muda yang hasilnya menciptakan dekadensi moral dari generasi ke generasi.