Jumat, 30 April 2010

Aku.. Selesai


Penggalan tersebut terdapat pada cerita “Curhat Buat Sahabat” dalam buku Recoverso karangan Dewi ”Dee” Lestari. Dee menyebut proyek ini sebagai proyek hibrida karena merupakan gabungan dari cerita fiksi dan lagu, dua dunia yang menjadi saluran utama kreativitasnya selama ini. Istilah Rectoverso sendiri sudah muncul pada novel pertamanya, Supernova. Rectoverso merupakan pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tetapi merupakan suatu kesatuan dan saling melengkapi. Seperti itulah kira-kira gambaran dari proyek ini. Sebelas cerpen dan sebelas lagu yang dapat dinikmati secara terpisah maupun bersamaan. Hal tersebut terlihat dari slogan yang diusung, yaitu sentuh hati dari dua sisi : baca musiknya, dengar fiksinya.

Rectoverso menceritakan beberapa keadaan manusia yang berbeda-beda. Contohnya seperti bagaimana seorang laki-laki yang mencintai sahabat perempuannya yang bercerita tentang kekasihnya dalam cerita ”Curhat Buat Sahabat”, bagaimana seorang ibu melihat anaknya yang mengidap autisme mencintai wanita yang juga dicintai anaknya yang lain pada cerita ”Malaikat Juga Tahu”, cerita ”Tidur” yang menggambarkan bagaimana perasaan seorang wanita karir yang kehilangan waktu bersama keluarganya, atau tentang cinta terpendam seorang lelaki kepada seorang wanita yang akan menikah dengan sahabatnya lalu mengutarakan perasaan melalui lukisan cicak seperti dalam cerita ”Cicak di Dinding”.

Bagi mereka yang tidak senang membaca tetap dapat menikmati cerita-ceritanya dalam bentuk lagu karena baik bentuk lagu dan fiksinya berasal dari ide yang sama. Mungkin hal ini menjadi salah satu kekuatan dari Rectoverso. Selain itu pembahasan dalam buku juga tidak terlalu mendetail dan perumpamaan yang digunakan tidak terlalu berat dan mudah ditangkap. Gambar dan foto yang ada di dalam buku ini disajikan menarik dan tidak berlebihan, dapat menjadi penyejuk mata yang mungkin bosan melihat deretan huruf. Namun, bagi mereka yang senang membaca, apalagi yang mendetail, mungkin akan merasa kecewa. Fiksi memang dibuat sederhana agar tetap sejalan dengan versi lagunya.

Bagi penggemar Dee, buku ini sudah pasti layak untuk dimiliki. Namun bagi anda yang tidak menyukai buku fiksi yang berat, buku ini pun patut untuk diperhitungkan. Kita dapat menangkap isi dari Rectoverso ini meskipun hanya dari buku maupun lagu, tapi alangkah baiknya apabila kedua hal tersebut digabungkan untuk mendapatkan suasana yang membangun ketika kita menikmati Rectoverso.

0 komentar:

Posting Komentar