Menurut saya, iklan Tolak Angin “Truly Indonesia” merupakan salah satu iklan propaganda terbaik yang pernah saya lihat. Iklan Tolak Angin ini ingin menyindir Malaysia yang mengklaim beberapa budaya Indonesia sebagai budayanya. Iklan ini keluar di media massa, khususnya televisi, saat berita pengklaiman sejumlah budaya Indonesia atas Malaysia sedang marak dibahas.
Propaganda dalam iklan ini dimulai dengan menampilkan sejumlah budaya Indonesia yang saat itu diakui Malaysia sebagai kebudayaannya, yakni lagu Rasa Sayange, tari pendet, reog, angklung, serta batik. Belum lagi pemilihan Butet Kertaradjasa dan Agnes Monica sebagai bintang dari iklan ini juga sangat tepat. Butet Kertaradjasa yang sudah dikenal sebagai seorang budayawan dan Agnes Monica merupakan ikon dari anak muda Indonesia yang berprestasi mampu merepresentasikan seorang budayawan yang marah karena budaya negerinya diakui negara lain serta anak muda yang peduli dengan situasi tersebut. Ditambah lagi slogan ”Truly Indonesia” yang memperjelas bahwa budaya-budaya yang ditampilkan dalam iklan merupakan budaya asli Indonesia.
Selain slogan tersebut, ada beberapa kalimat yang menjadi kalimat propaganda dalam iklan ini. Contohnya “Bangsaku memang kreatif, kaya tradisi dan budaya”. Kalimat yang ada di awal iklan ini ingin menggambarkan bahwa orang-orang Indonesia merupakan orang-orang kreatif, keanekaragaman yang ada justru mampu menghasilkan banyak mahakarya seni. Kalimat ini ingin menyindir Malaysia yang dianggap hanya mampu mengklaim budaya negara lain daripada menciptakan budayanya sendiri. Lalu ada kalimat ”Jangan biarkan identitas kita dirampas” yang ingin memancing emosi audiens agar ikut mempertahankan budaya Indonesia, karena bagaimanapun juga budaya suatu negara ikut menjadi identitas dari negara tersebut. Bila identitas kita diambil negara lain, maka kita akan menjadi negara yang tidak memiliki identitas. Ada juga kalimat ”Orang pinter tahu yang bener” yang muncul di akhir iklan. Kalimat ini ingin menegaskan bahwa budaya yang ditampilkan dalam iklan memang benar adalah budaya asli Indonesia, dan orang yang pintar adalah orang yang tahu dan mengakui bahwa budaya-budaya yang ada dalam iklan adalah budaya Indonesia. Selain itu, penggunaan kata ”aku” dan ”kita” juga mampu menggerakkan emosi audiens karena memunculkan rasa persatuan sebagai satu bangsa, orang-orang yang kebudayaannya tengah direbut oleh bangsa lain.
Iklan ini mempropaganda kita untuk bangga atas budaya kita. Salah satu bentuk kebanggaan tersebut dapat diwujudkan dalam penggunaan produk asli buatan Indonesia, seperti Tolak Angin. Tolak Angin digambarkan sebagai salah satu produk asli Indonesia yang berkualitas. Dengan mengkonsumsi tolak angin, kita juga ikut melestarikan jamu sebagai salah satu warisan budaya.
skip to main |
skip to sidebar
some of my assignments..
Jumat, 30 April 2010
Labels
- Dasar Penulisan (4)
- just saying (1)
- Kampanye dan Propaganda (5)
- kapita selekta (2)
- Kewarganegaraan (1)
- Komunikasi Lintas Budaya (1)
- Komunikasi Organisasi (1)
- Komunikasi Sosial dan Pembangunan (3)
- Komunikasi Visual (1)
- Man. Prod. Siaran Radio (8)
- Manajemen Komunikasi (2)
- manajemen periklanan (1)
- Psikologi Komunikasi (2)
- Public Speaking (1)
- Teori Komunikasi (1)
Blog Archive
-
▼
2010
(31)
-
▼
April
(29)
- Teori Komunikasi Dua Tahap
- Teori Daniel Lerner
- Teori Difusi Inovasi
- Teori Motivasi
- Propaganda Dalam Iklan Tolak Angin “Truly Indonesia”
- Analisis Propaganda : Churchill
- Margareth Thatcher
- Theodore Roosevelt, Jr.
- Napoleon Bonaparte
- Martin Block
- Lee De Forest
- James Clerk Maxwell
- Heinrich Rudolf Hertz
- Guglielmo Marconi
- Edwin Howard Armstrong
- Alan Freed
- Reginald Aubrey Fessenden
- Aku.. Selesai
- Komunikasi Non Verbal dalam Sulap
- Ada “Hantu” di Kebun Binatang Bandung !
- Universitas Berkelas Dunia untuk Indonesia
- Analisis Tokoh : Rumah Kaca
- Psikologi Sosial dan Psikologi Komunikasi
- Manajemen Komunikasi
- Perspektif Komunikasi Menurut Stephen Little John
- Menteri Komunikasi dan Informatika
- Lombok
- Manfaat Vs. Mitos Es Krim
- Manusia Modern
-
▼
April
(29)
1 komentar:
TERIMAKASIIIIIII
Posting Komentar